“ Give Your Smile To Every One, But Give Your Love Just One Person ”

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Media Player Classic


Selasa, April 14, 2009

Kenangan ......

Kau selalu mengais-ngais hujan dari sisa musim
Berharap ada gerimis yang kau temukan di balik tanah yang beranjak mengeras

Tak bosankah kau terus menyibak angin yang menghembuskan debu pekat
Duduklah di dekatku. Seraya menggurat peta kenangan di rentang kemarau
Hingga tak perlu lagi hujan ‘tuk menyusuri jejak kenangan

Selasa, April 14, 2009

Jalan .....

Ayo kita berjalan
Walau ku tak sanggup memapahmu
Pelan saja
Biarkan angin menolong kita

Bila kau tak lagi kuat
Istirahatlah
Tak apa berlama-lama
Biarkan udara menerobos jauh ke paru-paru

Bila kau tak sabar lagi
Ikutlah dengan pejalan lain
Yang kuasa memapahmu
Biarkan kau rasakan nikmat perjalanan

Selasa, April 14, 2009

Bagimu ......

Cinta adalah ruang tuk melepas diri
Jalannya adalah lorong panjang ke masa depan yang kita impikan
Kita percaya bahwa cinta harus diperjuangkan
Waktu akan menjadikan kita karang kokoh dari cakaran ombak

Ayo kita bergegas menggulung mendung!
Jangan surut!karena hidup adalah jalan ke depan
Aku selalu disini. Tepat disampingmu dikala sepi
Di depanmu dikala kau takut. Di belakangmu

Kala kau ingin sendiri

Aku adalah nyala bagimu
Seperti terang yang selalu kau hadirkan dalam hidupku

Selasa, April 14, 2009

Menuju Matahari ......

Pagi masih senyap waktu itu
Kau coba jalan menuju matahari
Seraya meniupkan embun pada kelopak bunga

Aku masih tertidur pagi itu
Kau susuri waktu membawa mimpi
Memadam api yang membakar tubuhku

Selasa, April 14, 2009

Sejarah ......

Ijinkan aku ikut denganmu
Mencatat jejak-jejak masa lalu
Karena sejarah adalah jalan pintas ke masa depan yang disusuri dari masa lalu

Kita berasal dari rawa berlumpur. Dari puing-puing kenangan
Penuh jebak. Penuh halangan
Kita percaya bahwa hidup dimulai malam hari
Dari gelap ke terang, Dari kenangan ke harapan
Dari mimpi ke kenyataan

Sebentar lagi kita sampai ke titik itu

Selasa, April 14, 2009

Berikan Diammu ......

Berikan padaku diammu
Yang memberiku ruang untuk mengenalmu
Yang membawaku melihat masa lalumu
Yang olehnya kau menjadi diam

Berikan padaku diammu
Yang senantiasa mengalunkan puisi-puisi sunyi
Yang senantiasa menyanyikan lagu sepi
Di sudut hati yang selalu diam

Selasa, April 14, 2009

Bila saja ......

Bila saja
Kau tak berjalan denganku
Tentu ada kawan lain
Mengiringimu
Bukan aku

Tentu saja
Mereka yang juga
Sayang padamu
Sepertiku

Membawamu
Berjalan ke depan
Sepertiku
Bila saja
Kau mau tentunya

Kau berjalan
Lebih cepat
Tak perlu lelah
Apalagi tertatih
Tentu saja
Bila saja
Kau tak berjalan denganku

Selasa, April 14, 2009

Perih ......

Kaulah yang mengajariku nyeri. Hingga hingga hati tersayat perih. Oleh pisau yang menggores jarak. Kemari dekatkan diri! Lewat puisi puisi yang terangkai di sudut senja. Pada garis rindu yang semakin panjang.

Selasa, April 14, 2009

Pulanglah ......

Pulanglah ke rumah kita

Sebelum rindu betulbetul membatu oleh kebekuan jarak yang dingin.

Kau tentu tak tahan dingin, yang mengikat jauh ke tulangtulang


Ini kaki dan tangan tak sanggup lagi bergerak

Gigi gemeretak menahan dingin yang tak lagi hilang oleh selimut

Kau pulanglah barang sejenak

Meniupkan udara ke dalam api yang tinggal bara

Selasa, April 14, 2009

Ceritamu ......

Ceritamu malam ini, seperti menghukumku dalam lemari ketak berdayaanku. Kau bicara tentang sakit sedangkan aku tak bisa mengobatimu. Kuhanya bisa menyelimutimu dalam kata berharap ada sejuk yang bisa menyembuhkanmu.

Kuminta kau tidur, bukan untuk membuatmu berhenti bercerita. Tapi aku tak tahan mendengar sakitmu dan aku tak tahan dengan keterbatasanku. Kembali hanya kata

tidurlah dalam kata. Walau tak menyembuhkan.

Selasa, April 14, 2009

Kepakmu ......

Adakah sayapmu yang patah hari ini
Karena angin yang kuat bertiup
Menerbangkan mimpimu ke langit jauh
Saat kau asik menerangi gelap

Kini kau cuma mengiginkan matahari
Hadir di hidupmu
Dan kau percayakan mimpimu padanya
Hingga kau tak lagi peduli mimpimu

Tapi matahari tak ingin kau terluka
Tak ingin sayapmu kaku mengepak
Istirahatlah barang sejenak
Dalam rangkulan malam yang selalu dingin